beritax.id – Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk menyerukan agar perempuan Indonesia bangkit dan mentransformasi diri demi kemajuan bangsa. Dalam pernyataan resminya yang diterima di Jakarta, Ribka mengucapkan selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Ia mengajak para perempuan untuk terlibat aktif dalam pembangunan daerah dan sektor pendidikan. Ribka mengatakan bahwa sejak kecil ia terinspirasi oleh sosok ibunya dan tokoh perempuan nasional seperti Megawati Soekarnoputri dan Tien Soeharto. Ia menilai bahwa perempuan mampu berkiprah tak hanya di ranah domestik, tapi juga di tingkat global. Partai X: Beri Kesempatan Nyata untuk Bangkit
Merespons seruan Wamendagri tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute Prayogi R Saputra menegaskan bahwa negara seharusnya tidak hanya menyampaikan seruan inspiratif. Pemerintah juga harus menyediakan ruang konkret bagi perempuan agar dapat tampil di posisi-posisi strategis, termasuk di sektor publik yang selama ini maskulin.
“Jangan hanya menyerukan bangkit, beri panggung dan perlindungan sistemik bagi perempuan yang ingin bersaing,” tegas Prayogi. Ia menyoroti bahwa banyak perempuan masih terhambat akses elit dan kepemimpinan karena diskriminasi struktural yang belum dibereskan.
Menurut Prayogi, tugas negara adalah melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat, termasuk kaum perempuan dari desa hingga kota. Dalam momentum Hari Kartini, Partai X menyerukan agar negara meninjau ulang kebijakan afirmatif yang ada dan memastika kesetaraan gender bukan sekadar simbol atau jargon. “Jangan hanya mengucap selamat Hari Kartini. Tanyakan apakah negara sudah memberi tempat yang adil bagi para Kartini zaman ini,” ujar Prayogi.
Partai X menegaskan bahwa arah pembangunan bangsa harus menjamin kesempatan dan perlindungan yang setara tanpa diskriminasi terhadap perempuan.
Prinsip ‘Negara Hadir untuk Semua’ yang diusung Partai X menekankan bahwa negara wajib menjamin perlakuan adil bagi perempuan dalam semua aspek.
Mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga partisipasi dalam pengambilan keputusan publik, perempuan harus diberi peran aktif. “Kesetaraan bukanlah hadiah, tapi hak yang wajib dijamin negara,” pungkas Prayogi.