Menanggapi insiden yang melibatkan tokoh agama Gus Miftah dan penjual es teh bernama Surhaji di Magelang, Jawa Tengah, Partai X melalui Sekretaris Jenderalnya, Nurul Hidayah, menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa tersebut. Insiden ini menjadi refleksi penting akan pentingnya menjaga sikap dan ucapan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh para pemimpin masyarakat.
“Kami memahami bahwa manusia tidak lepas dari kesalahan, namun sebagai seorang ulama yang menjadi panutan banyak orang, Gus Miftah memiliki tanggung jawab moral untuk menunjukkan teladan yang baik. Ucapan yang kurang pantas tidak hanya melukai perasaan individu, tetapi juga mencerminkan lemahnya penghormatan terhadap martabat manusia, yang bertentangan dengan semangat Pancasila,” ujar Nurul Hidayah.
Partai X menegaskan bahwa pemimpin dan tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat. Nilai-nilai seperti "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" serta "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" tidak hanya menjadi semboyan, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, termasuk dalam bercanda.
“Candaan yang berlebihan dan tidak sensitif terhadap konteks sosial berpotensi merendahkan martabat orang lain. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip dasar Partai X yang menjunjung tinggi kesejahteraan masyarakat dan penghormatan terhadap semua individu, tanpa memandang status sosial,” tegas Nurul.
Partai X juga meminta seluruh tokoh agama, pemimpin masyarakat, dan politisi untuk selalu menjaga tutur kata dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dengan demikian dapat membangun masyarakat yang lebih berkeadilan, bermartabat, dan saling menghormati.
Partai X juga mengajak masyarakat untuk mengambil pelajaran dari peristiwa ini dengan terus memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjunjung tinggi kesopanan, empati, dan penghormatan terhadap sesama, bangsa Indonesia dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.