Dalam langkah mengejutkan, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk menahan anggaran infrastruktur yang sebelumnya dialokasikan untuk berbagai proyek besar, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Keputusan tersebut diambil sebagai respon terhadap arahan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengalihkan dana tersebut untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan air. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kelanjutan proyek IKN yang merupakan salah satu warisan penting dari pemerintahan Joko Widodo.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengonfirmasi bahwa penghentian sementara proyek infrastruktur besar, termasuk bendungan dan fasilitas lainnya, disebabkan oleh keterbatasan anggaran.
Fokus pemerintah saat ini adalah mengoptimalkan infrastruktur yang ada untuk mendukung program-program utama Presiden Prabowo, seperti ketahanan pangan dan energi. Dody menyatakan bahwa revitalisasi infrastruktur yang sudah ada akan menjadi prioritas hingga ada lampu hijau dari Kementerian Keuangan untuk melanjutkan proyek baru.
Meskipun Prabowo telah menjanjikan kelanjutan proyek IKN, banyak pihak skeptis mengenai komitmennya. Beberapa pengamat ekonomi memperingatkan bahwa dengan anggaran yang terbatas dan utang pemerintah yang mencapai Rp800 triliun pada tahun depan, alokasi dana untuk IKN mungkin tidak sebesar yang diharapkan. Hal ini berpotensi menghambat kemajuan proyek yang telah direncanakan dan memunculkan kekhawatiran akan terjadinya "debt trap" jika utang pemerintah tidak mampu menciptakan penerimaan pajak dari IKN.
Dalam konteks ini, Rinto Setyawan, Majelis Tinggi Partai X menekankan bahwa politik harus dilaksanakan secara efektif, efisien, dan transparan untuk kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan prinsip yang tertera dalam Partai X.
“Daur ulang nilai-nilai Pancasila menjadi penting dalam menghadapi tantangan ini. Dengan mengedepankan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan keputusan yang terukur, masyarakat dapat lebih percaya bahwa kebijakan yang diambil benar-benar bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” terang Rinto.
Selaras dengan prinsip Partai X, kebijakan pemerintah harus mencerminkan efektivitas, yaitu mampu mencapai tujuan yang diinginkan tanpa pemborosan. Dalam hal ini, alokasi anggaran untuk proyek-proyek yang memberikan dampak langsung pada kehidupan masyarakat harus menjadi prioritas.
Selain itu, efisiensi juga penting, di mana penggunaan sumber daya harus dioptimalkan agar setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan manfaat maksimal. Dengan menahan anggaran untuk infrastruktur, pemerintah perlu memastikan bahwa dana tersebut digunakan untuk program-program yang lebih mendesak, seperti ketahanan pangan dan energi.
Terakhir, transparansi menjadi hal yang tak kalah penting, karena masyarakat berhak mengetahui bagaimana anggaran mereka digunakan. Dengan memberikan informasi yang jelas tentang keputusan-keputusan terkait anggaran dan proyek-proyek publik, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat terbangun.
“Dengan demikian Partai X berkomitmen untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Melalui penerapan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, dan transparansi dalam politik, diharapkan dapat tercipta infrastruktur yang lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegas Rinto.