Sekolah Unggulan Garuda yang direncanakan dibangun untuk siswa sekolah menengah atas (SMA) oleh Presiden RI Prabowo Subianto tengah menjadi sorotan publik. Wacana pembuatan sekolah ini diluncurkan sebagai salah satu upaya memperbaiki sistem pendidikan Indonesia.
Sekolah Unggulan Garuda diyakini sebagai salah satu inisiatif yang menjanjikan. Namun, mampukah institusi ini membawa perubahan nyata dalam mengatasi masalah mendasar dalam sistem pendidikan nasional?
Menanggapi hal tersebut, anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan menyatakan, mengatasi ketimpangan Pendidikan di Indonesia penting untuk fokus pada implementasi yang adil dan merata, sesuai dengan prinsip keadilan sosial yang menjadi landasan Pancasila. Pemerintah menurut Rinto, benar-benar harus menjadikan program ini sebagai solusi. Sehingga, kemunculan Sekolah Unggulan Garuda ini bukan hanya sekedar menjadi proyek elit semata.
“Sistem pendidikan harus menjadi motor perubahan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar proyek elit. Sekolah Unggulan Garuda harus lebih dari sekadar gimmick. Inisiatif ini harus bisa menjadi solusi nyata untuk mengatasi ketimpangan pendidikan di Indonesia,” ujarnya.
Rinto menjelaskan, program pembangunan Sekolah Unggulan Garuda ini juga harus menciptakan kesejahteraan masyarakat secara efektif, efisien, dan transparan. Dalam konteks ini, pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pemerataan akses dan kualitas di seluruh penjuru negeri.
“Kita tidak bisa hanya fokus pada pembangunan fasilitas di kota-kota besar sementara anak-anak di pelosok masih berjuang untuk mendapatkan ruang belajar yang layak,” tegasnya.
Lebih jauh, Rinto juga menyinggung pentingnya menjadikan Pancasila sebagai landasan dalam merancang kebijakan pendidikan. Ia menyoroti sila kedua dan kelima Pancasila, yakni "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" serta "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," yang menurutnya harus menjadi panduan utama dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif.
Sekolah Unggulan Garuda diharapkan mampu menjadi model pendidikan yang memastikan akses yang setara bagi semua anak bangsa. Namun, keberhasilan ini memerlukan implementasi kebijakan yang tidak hanya berpusat pada wilayah perkotaan, tetapi juga menjangkau pelosok negeri, di mana akses pendidikan masih menjadi tantangan besar.
“Keadilan sosial tidak akan tercapai jika pendidikan hanya dinikmati segelintir pihak. Sekolah Unggulan Garuda harus mampu menjadi jembatan yang menghubungkan cita-cita kemerdekaan dengan realitas masyarakat saat ini,” jelas Rinto.
Ia juga mengingatkan perlunya pendekatan berbasis komunitas untuk memastikan program-program pendidikan seperti ini tidak hanya mencerminkan ambisi pemerintah, tetapi juga kebutuhan riil masyarakat. “Partisipasi masyarakat adalah kunci. Kita perlu mendengar suara guru, orang tua, dan siswa dalam merumuskan kebijakan pendidikan,” katanya.
Selain menyoroti pentingnya pemerataan, Rinto menggarisbawahi perlunya transparansi dalam pengelolaan anggaran pendidikan. Pemerintah harus memastikan dana yang dialokasikan untuk sektor pendidikan benar-benar digunakan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur, pelatihan guru, dan penyediaan fasilitas belajar yang memadai.
“Anggaran pendidikan harus digunakan secara efektif dan efisien, sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Jika tidak ada pengawasan yang baik, inisiatif seperti Sekolah Unggulan Garuda hanya akan menjadi proyek mercusuar yang jauh dari manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Ke depan, ia berharap pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dapat bersinergi dalam memaksimalkan potensi program ini. Sekolah unggulan harus menjadi pusat kolaborasi, tempat pemerintah, guru, orang tua, dan siswa bersama-sama merumuskan solusi atas tantangan pendidikan.
“Dengan kolaborasi yang baik, Sekolah Unggulan Garuda bisa menjadi contoh sukses bagaimana pendidikan dapat menjadi alat pemerataan kesejahteraan di Indonesia,” tandasnya.
Inisiatif seperti Sekolah Unggulan Garuda menunjukkan bahwa pemerintah mulai menyadari urgensi pembenahan sistem pendidikan. Namun, Rinto Setiyawan menyebut, keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada komitmen semua pihak untuk menjalankan prinsip-prinsip keadilan dan transparansi.
Masyarakat kini menanti langkah konkret yang benar-benar membawa perubahan bagi pendidikan Indonesia, khususnya bagi mereka yang selama ini terpinggirkan. Akankah Sekolah Unggulan Garuda menjadi awal dari era baru pendidikan yang lebih baik? Waktu yang akan menjawab.