Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebutkan kemungkinan Indonesia bubar pada tahun 2030 menuai perhatian luas dan memicu berbagai reaksi, baik dari kalangan politisi maupun masyarakat. Menanggapi hal ini, Rinto Setiyawan, Anggota Majelis Tinggi Partai X, mengungkapkan pandangannya mengenai pentingnya menerapkan kebijakan yang efektif, efisien, dan transparan untuk memastikan stabilitas negara dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam wawancara eksklusif dengan media, Rinto menyatakan bahwa jika pernyataan Prabowo mencerminkan kekhawatiran yang valid, maka pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah potensi krisis. "Politik tidak hanya tentang kekuasaan, tetapi bagaimana kekuasaan itu digunakan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Jika ada ancaman terhadap stabilitas negara, seperti yang disampaikan Pak Prabowo, maka pemerintah harus segera merumuskan kebijakan yang tepat untuk menghadapinya," kata Rinto.
Rinto menambahkan bahwa kebijakan yang diambil harus fokus pada penguatan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pendidikan. "Cita-cita kemerdekaan Indonesia yang tertuang dalam Pancasila harus diwujudkan melalui kebijakan yang pro-rakyat, dan itu hanya bisa tercapai jika pemerintahan berjalan dengan efektif dan efisien," lanjut Rinto.
Partai X, menurut Rinto, juga sangat menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan kebijakan publik. "Transparansi adalah kunci. Pemerintah harus berkomunikasi dengan jelas kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk menjaga stabilitas negara. Keterbukaan informasi mengenai kondisi ekonomi dan sosial Indonesia akan membantu membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah," ujarnya.
Rinto juga menekankan pentingnya pemisahan antara negara dan pemerintah. Menurutnya, pemerintah harus bertindak sebagai pelayan rakyat, bukan sebagai penguasa yang sewenang-wenang.
"Partai X selalu berpegang pada prinsip pemisahan antara negara dan pemerintah. Artinya, pemerintah harus bekerja untuk kepentingan publik dan bukan untuk kepentingan kelompok tertentu. Jika pemerintah dapat memisahkan kepentingan golongan dari kepentingan masyarakat, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk mengambil kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat," jelas Rinto.
Terkait dengan akuntabilitas pemimpin, Rinto menegaskan bahwa jika terjadi kesalahan dalam implementasi kebijakan, maka pemimpin harus bertanggung jawab. "Akuntabilitas adalah prinsip yang sangat penting dalam pemerintahan. Jika ada kegagalan dalam menjalankan pemerintahan, pemimpin harus bertanggung jawab. Ini adalah bagian dari komitmen untuk memastikan kebijakan dijalankan dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi rakyat," tambahnya.
Dalam konteks ini, Rinto juga mengingatkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kelima yang mengutamakan keadilan sosial, sangat penting untuk menjaga stabilitas negara. "Pengabaian terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti yang kita lihat dalam kasus-kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang, bisa menjadi ancaman bagi stabilitas negara. Oleh karena itu, setiap kebijakan pemerintah harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dengan fokus pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkap Rinto.