beritax.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Maret 2025 mencapai 1,65 persen secara bulanan (MTM). Secara tahun kalender (YTD), inflasi mencapai 0,39 persen, dengan inflasi inti tahunan sebesar 2,48 persen.
Komoditas penyumbang inflasi utama adalah kebutuhan pokok rakyat seperti beras, cabai rawit, telur, dan daging ayam ras. Selain itu, tarif listrik dan transportasi antar kota juga memberi tekanan tambahan pada daya beli masyarakat.
Partai X menilai bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok menunjukkan lemahnya kontrol pemerintah atas sistem pangan nasional. Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menyebut kondisi ini bukan takdir, tapi tanda kelalaian pengelolaan.
“Inflasi itu bukan bencana alam. Ini dampak dari salah urus dan lemahnya antisipasi,” ujar Prayogi dalam pernyataannya. Ia mengingatkan, tugas pemerintah itu jelas: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur dengan bijaksana.
Menurut prinsip Partai X, kebutuhan pokok harus dijamin dengan ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan.
Jika rakyat sampai kesulitan beli beras dan cabai, itu bukan hanya ekonomi yang gagal, tapi amanat konstitusi yang dilanggar.
“Jangan anggap remeh urusan dapur rakyat. Kedaulatan pangan harus jadi prioritas, bukan proyek elite,” tegas Prayogi. Ia menyoroti ketidakhadiran negara dalam menjaga stabilitas harga pangan saat rakyat sedang lemah daya belinya.
Komoditas Panas, Kebijakan Dingin
Partai X juga mencatat bahwa kelompok pengeluaran makanan dan minuman alami kenaikan hingga 2,07 persen. Namun, belum tampak kebijakan konkret yang mampu menurunkan tekanan harga secara signifikan di lapangan.
Sementara itu, kelompok perawatan pribadi bahkan melonjak hingga 8,71 persen, menandakan konsumsi tertekan. Kondisi ini berpotensi memperlebar kesenjangan sosial dan menambah jumlah rakyat miskin secara struktural.
Partai X menegaskan bahwa pemerintah harus berhenti mengandalkan narasi data tanpa realita di pasar.
“Statistik boleh turun naik, tapi rakyat butuh harga stabil dan terjangkau hari ini, bukan nanti,” tegas Prayogi.
Ia menuntut agar sistem distribusi pangan, subsidi tepat sasaran, dan penguatan ketahanan pangan segera dibenahi. Bagi Partai X, inflasi pangan adalah indikator utama apakah negara berpihak atau abai pada urusan rakyat sehari-hari.